Inspirasi Tala

Positif dan Inspiratif

Jas Merah!, Siswa-Siswi MAN Tala Study Tour Ke Tahura SA dan Museum Lambung Mangkurat.

Tanah Laut, inspirasitala.co.id.- Kegiatan study tour dan wisata alam serta wisata religi adalah agenda yang dinanti-nanti oleh banyak siswa-siswi di sekolah. Begitupun hal nya yang dirasakan oleh siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tanah Laut (Tala). 

Sebanyak 147 siswa-siswi kelas X semua jurusan bersama belasan guru pendamping berangkat menuju Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam (SA), Banjarbaru, Selasa (14/6). Keberangkatan rombongan siswa-siswi dilepas langsung oleh kepala sekolah MAN Tala Dian Rifia Jaya, M.Pd.I.

Sesampainya dilokasi, nampak semua siswa-siswi antusias mempelajari sejarah dan situs-situs peninggalan belanda yang dijelaskan oleh guru pendamping maupun pihak pengelola Tahura SA sembari menikmati keindahan panorama alam. 

“Luar biasa tempatnya, selain kita belajar sejarah kita juga bisa menikmati keindahan alam. Pokoknya hari ini full senyum dan kami jadi lebih tahu sejarah apa yang sudah dilakukan Belanda disini,” ucap Muhammad Nur Huda, siswa kelas X jurusan IIS ini. 

Sementara itu guru pendamping, Muhammad Noor Dhany, S.Pd, mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan agar siswa MAN Tala belajar dan melihat langsung dilapangan, tidak hanya dengan materi yang ada di buku saja. 

Menurut guru sejarah Indonesia ini, sebagian orang belajar sejarah di kelas itu membosankan, agar tidak membosankan salah satunya dengan belajar langsung dilapangan.

Lanjut Dhany, kenapa memilih kawasan ekowisata Tahura SA, menurutnya selain menawarkan panorama alam yang indah, juga menyediakan berbagai fasilitas atau situs sejarah, diantaranya adalah pesanggrahan dan kolam pemandian peninggalan Belanda yang berjarak 5,1 km dari monumen Tahura Sultan Adam Mandiangin.

“Pesanggrahan Belanda atau tempat peristirahatan Ambtenaar (pejabat) Belanda yang diresmikan pada tanggal 26 Februari 1939 oleh Gouverneur van Borneo, Dr. Bauke Jan (B.J.) Haga. Haga memerintah di Borneo tahun 1938 sampai 1942,” ujarnya disela kegiatan study tour. 

Sebagai guru sejarah Dhany berharap, agar generasi muda khususnya siswa-siswi MAN Tala memiliki wawasan, pengetahuan dan informasi sejarah yang ada daerahnya.

“Seperti istilah ‘Jasmerah’ yang diucapkan Presiden Soekarno, yang berarti ‘jangan sekali-kali meninggalkan sejarah’,” ucapnya. 

“Ya, meski sejarah merupakan masa lalu, keberadaannya yang membentuk kita saat ini. Kita bisa menggunakan sejarah sebagai bagian pengalaman dan pelajaran dalam hidup,” pungkasnya.  

Selanjutnya, seusai dari Tahura SA, rombongan melanjutkan study tour ke Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru untuk melihat dan mempelajari sejarah benda-benda peninggalan zaman dulu. Siswa-siswi ini menyaksikan Koleksi tertua tersebut, yakni Al Qur’an yang ditulis tangan oleh Syekh Muhammad Arysad Al Banjari mulai dari Juz 1 hingga Juz 10. Syekh Muhammad sendiri adalah seorang pemuka agama asli dari Banjar yang memiliki peran besar dalam penyebaran agama Islam di Kalsel. 

Selain itu siswa-siswi juga mencoba mengenal lebih dalam tokoh-tokoh pejuang di era jaman penjajahan Belanda seperti Pangeran Antasari, Demang Lehman, Hadji Boejasin serta tokoh pejuang lainnya.

Setelah kurang lebih 2 jam berada di Museum Lambung Mangkurat, Rombongan melanjutkan perjalanan berziarah ke Makam Syekh Muhammad Arsyad Al-banjari atau lebih dikenal Datu Kalampayan, di Astambul Kabupaten Banjar.

Terpisah, kepala sekolah MAN Tala Dian Rifia Jaya, M.Pd.I. mengatakan Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan situs-situs sejarah dan ulama besar Kalimantan Selatan (Kalsel) kepada para siswa, sehingga mereka dapat mencintai dan mengingat jasa para pendahulu. 

Menurut Dian, Kegiatan ini memberikan dampak positif kepada siswa untuk bisa berinteraksi dengan sesama kawan.

“Setelah 2 tahun selama pandemi covid-19, baru tahun ini bisa melaksanakan kembali study tour, wisata alam dan religi bagi siswa-siswi dan didampingi sebagian guru MAN Tala,” ungkapnya. 

Selaku pimpinan, Dian berharap kepada seluruh warga MAN Tala agar bisa menanamkan dalam diri masing-masing kecintaan terhadap para pendahulu yang sudah berjuang untuk kemerdekaan negeri ini, terutama cinta terhadap daerahnya sendiri Kalsel dan belajar agama secara mendalam dari kitab-kitab yang ditulis oleh ulama kalsel Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

About Author