TANAH LAUT, inspirasitala.co.id- Jamilah (36) Merupakan seorang single parent dari desa Banyu Irang, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut (Tala) yang sukses sebagai pengrajin sasirangan.
Ditemui di rumahnya yang juga merupakan tempat produksi dan usaha mengembangkan sasirangan di Desa Banyu Irang RT 07 RW 03, Senin (3/1/22) Jamilah yang hanya lulusan SD ini menceritakan awal mula belajar sasirangan ditahun 2014 dengan ikut pelatihan sasirangan di Desa Banyu Irang.
Setelah itu dirinya mencoba mengolah sasirangan walaupun sempat beberapa kali gagal tak membuatnya patah arang.
“Walaupun gagal tapi ada aja yang minat membeli, karna kebetulan saya juga sambil menjahit baju, Alhamdulillah banyak yang mendukung” ucapnya.
Selepas itu, dirinya diikut sertakan pelatihan di Balai Besar Kerajinan dan Batik di Yogyakarta oleh Dinas Tenaga Kerja Dan Perindustrian (Disnakrind) Tala. Dan secara berkelanjutan mendapatkan binaan dari Disnakrind.
Setelah berhasil mengolah sendiri sasirangan, dengan modal awal 500 Ribu. Ia memberanikan diri jadi pengrajin sasirangan.
Modal tersebut diperolehnya dari uang tabungannya yang ia sisihkan dari hasil menjahit untuk membeli kain dan perwarna sasirangan.
“Selama tiga tahun masih belum fokus ke sasirangan, karna saat itu masih sayang melepas pekerjaan menjahit,” ujar Jamilah.
Pada tahun 2018 setelah orderan sasirangan mulai ramai, menjahit baju terpaksa Ia lepas dan fokus membuka usaha sasirangan.
“Karna pada saat itu Bupati Tanah Laut HM Sukamta mewajibkan kepada seluruh instansi atau pegawai untuk membeli kain sasirangan ke pengrajin sasaringan Tala, sehingga membuat orderan meningkat” ungkapnya.
Menurutnya setelah berhasil mengolah sendiri sasirangan dan memiliki rumah produksi akhirnya memberanikan diri memasarkan kainnya melalui sosial media maupun menawarkan langsung ke instansi-instansi di Tala maupun sampai keluar daerah.
“Selain ada pesanan dari Kabupaten lain seperti, Banjarmasin, Banjarbaru, Rantau, Amuntai dan Tanjung, Saya juga pernah mendapatkan pesanan dari Madura dan Jakarta” kata Jamilah.
Disetiap ada event dan pameran di Tala Jamilah mengaku selalu ikut untuk mempromosikan sasirangan miliknya. Bahkan Ia sampai ke Jakarta membawa produk sasirangannya pada ajang Inacraft Pameran Dagang Kerajinan Internasional Jakarta Inacraft dengan brand ‘Fanesya Sasirangan‘.
“Kemaren akhir tahun 2021, Fanesya Sasirangan ikut andil dalam kegiatan Asephi Fashion Runway 2021 dengan mensponsori baju sasirangan untuk ibu-ibu Forkopimda,” sebutnya.
Saat ini ibu yang sudah dikaruniai 3 orang anak ini menjelaskan dalam sebulan memproduksi sasirangan 400 sampai 500 lembar dengan harga perlembarnya dari ukuran dua meter Rp 100 Ribu dan ringkel Rp 200 – 350 Ribu perpotongnya.
“Untuk omzet 20 sampai 30 juta, sebelum ada Covid – 19 tembus 40 juta rata-rata perbulan, alhamdulillah dari hasil ini udah bisa beli tanah dan bikin rumah,” ungkap Owner Fanesya Sasirangan ini.
Saat ini Rumah Produksi Fanesya Sasirangan, kata Jamilah, miliki 25 orang karyawan dengan tugas masing-masing dari tukang pola, menjelujur, mewarna dan melepas benang.
Menurutnya, Sasirangan ini merupakan suatu kesenian dan kebudayaan maka pontensi usaha sasirangan ini tidak akan pernah mati malah akan terus berkembang.
Ia berharap kepada pemerintah daerah terus mendukung dan memberikan pembinaan untuk menambah keahlian serta promosi agar usaha kecil menengah dan industri kecil menengah lebih baik lagi khususnya di Kabupaten Tala.
Saat ini, Jamilah fokus meningkatkan produksi sasirangan dengan motif Anggrek, Kijang, dan Jagung. kedepan, selain jual kain sasirangan dia berkeinginan menjual baju atau busana sasirangan lansung.
“Ini lagi proses pembuatan galeri mini dirumah,”pungkasnya. (Ben)
Tingkatkan terus dan pertahankan budaya daerah kalsel,kami siap mendukung